Berbicara mengenai idola dan inspirator, selain
Baginda Rasulullah SAW tentunya kami mempunyai salah seorang yang amat sangat
menginspirasi perjalanan usaha pembudidayaaan jamur merang yang kami rawat
hingga bisa berdiri sampai saat ini. (hikz...:’( terharu )
Siapakah beliau??? Jreng..jreng...
Beliau dulunya adalah seorang doktor teknik kimia
institut teknologi bandung (ITB) pada tahun 1985 yang rela melepaskan
pekerjaannya demi mewujudkan impian terbesarnya, yakni membuat bibit jamurmerang untuk dibudidayakan sendiri. Usaha beliau pun membuahkan hasil yang
sangat membanggakan, Sudah lebih dari 30 tahun beliau menekuni profesi sebagai
petani jamur merang dan omsetnya mencapai milyaran per tahun.
Namun, bukanlah sebuah sejarah kesuksesan jika
cerita tersebut begitu singkat dan tanpa perjuangan melawan kegagalan,
kekecewaan, dan keputus-asaan. Bukanlah cerita sukses jika tanpa keringat dan
air mata yang mengalir. (lebay ye..)
Perjalanan beliau tidak semudah dengan apa yang kita
lihat dan dengar saat ini. Perjalanan yang penuh liku berhasil beliau lewati
dengan gagah berani. Semuanya dimulai sejak ia bertemu dengan dosen tamu mikrobilogi
dari uni eropa yang mengatakan bahwa sebenarnya orang-orang indonesia memiliki
potensi SDA yang amat sangat kaya bila mampu mengolahnya. Sumber daya alam
apakah itu??? Yakni jerami bekas panen padi. (Lho..kok bisa??) Mau dijadikan
apa sampah begitu??? Coba anda ingat-ingat semasa anda kecil, tumbuhan apakah
yang muncul dari balik jerami yang sudah membusuk disawah??? Yup, benar sekali.
Tumbuhan itu adalah JAMUR yang edible (dapat dimakan).
“mengapa oleh para petani itu jerami harus dibakar,
padahal jika dimanfaatkan ekonominya bisa mencapai 6 kali lipat” ujar dosen
tamu tersebut. nah, tersadar akan kata-kata beliau pak misa mulai tergugah
hatinya untuk mendalami ilmu mengenai budidaya jamur merang. Bayangkan, jaman
dulu untuk mendapatkan jamur saja terkadang kita harus menunggu panen raya dulu
kan?? (saya aja kali ya...hhe) pak Misa berniat untuk bisa membuat bibit jamur
merang dan ingin ia budidayakan sendiri di tanah kelahirannya di Depok.
Setelah melewati kegagalan berkali-kali dalam
pembuatan bibit, akhirnya ada satu bibit yang berhasil ia ciptakan. Kemudian ia
memutuskan untuk hengkang dari dunia pendidikan dan menjadi petani jamur
sejati. Sungguh luar bisa tekad beliau, namun apakah semua orang menyetujui
keputusannya??? Tentu saja tidak! Keluarga besarnya justru mengusir beliau dari
rumah dan rekan-rekannya menjulukinya “intelektual dungu” karena melakukan
restorasi yang gila pada saat itu. Bagaimana tidak gila??? Beliau benar-benar
mengambil keputusan untuk meninggalkah profesi yang sudah aman dengan memburu
suatu hal yang belum bisa dipastikan keberhasilannya pada saat itu. Wajar saja
jika semua orang berpikir beliau itu “bodoh”. Namun lagi-lagi kekuatan akan
kepercayaan dan tekad mengalahkan segalanya.
Berawal dari uang saku 10.000 pemberian ibunya, ia
merantau ke desa tetangga tepatnya di Desa
Mekarjati, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Disanalah ia memulai
segalanya dari “nol” dengan bermodalkan bibit jamur yang telah ia buat dengan
susah payah. Ia mendatangi seorang bekas petani jamur untuk meminjam kumbung
nya( rumah jamur). Karena petani itupun miskin maka terpaksa ia harus
dibebankan biaya sewa yang tidak murah. (Wong sama-sama susah kok ya masih
nyusahin orang ye.. hhhe) tapi apa boleh buat, untuk terus merajut asanya pak
Misa akhirnya dihadapkan oleh masalah keuangan yang berbunga dari rentenir,
yakni pengembalian dua kali lipat dengan tempo waktu yang singkat. Ya
Allah...apakah anda pikir beliau akan mengambilnya??? Sebagai seorang yang
taat, beliau pun meminta pertolongan dan petunjuk kepada Allah dngan melakukan
shalat tahajjud. Memang benar sahabat, sholat disepertiga malam terakhir
membuka peluang rejeki kita karena siapapun yang meminta akan dikabulkan dan
siapapun yang memohon ampunana akan diampuni. Tidak percaya??? Just try it! Hhe
Subhanallah, maha suci Allah yang mampu mendatangkan
rizki-Nya dari arah yang tak didugaduga. beliau pun akhirnya mendapat pinjaman
dari tetangga-tetangga tanpa agunan sedikit pun.dengan penuh semangat, beliau
pun mengisi kumbung-kumbung itu dengan jerami-jerami yang ia angkut sendiri
dari sawah dan memanjat pohon kelapa untuk diambil daunnya sebagai bilik-bilik
kumbung. Setelah menuggu 8 hari, jamur merang pun tumbuh dengan baik dan banyak
hingga beliau mendapatkan omset sekitar 1,4 juta.
Sampai disini sajakah perjuangan beliau??? (singkat
banget yak???) eh,,, ceritanya masih panjang sobat. Pak mantan petani jamur
yang miskin itu tidak mengizinkan lagi pak Misa mengggunakan kumbungnya.
Kenapa??? (wah...saya tidak tahu. Saat itu saya tidak hadir. Hhe) dan akhirnya
beiau pun mencari-cari kumbung lagi untuk bisa di gunakan memproduksi jamur
merang. Kumbung milik seorang bekas
sopir kedutaan besar amerika serikat pun menjadi penyelamat pak Misa kala itu.
Beliau memanfaatkan kesempatan in sebaik-baiknya. Tanpa modal yang dipinjamkan,
beliau pun harus rela meminjam uang setan kepada rentenir. (Memang sudah
rejekinya ye.. ) dengan memodali 4 kumbung saja, dalam waktu 8 hari uang setan
itu berhasil ia tutup. Dan 4 bulan kemudian beliau mampu membeli 4 kumbung
tersebut beserta dengan lahannya. Subhanallah!
Singkat cerita, dari 4 kumbung berkembang menjadi 12
kumbung dan beliau pun membeli 1 hektar sawah untuk memproduksi jerami. Dalam
kemajuan pak Misa yang amat sangat pesat itu, pastinya merubah pemikiran
orang-orang bahwa jerami padi bisa dimanfaatkan sebegitu apik dan bernilainya.
Namun, Apakah orang-orang menyambut dan memberikan applause atas ide brillian
tersebut???
Oh,,oh,,oh,,,
Sayang sekali kawan...Allah SWT sedang menguji pak
Misa atas kesuksesan perjuangannya. Apakah beliau merasa tinggi atau tetap rendah
hati. Puluhan warga yang merasa cemburu akan kesuksesan besar pak Misa pun
beramai-ramai membakar kumbung-kumbung yang berdiri kokoh itu tanpa
berprikemanusiaan (duh, lebay sangat deh. Hhe) tapi memang itu jelas-jelas
tindakan yang sungguh tidak terpuji kawan, (jangan dicontoh ya anak –anak)
merugikan dan menyakiti seseorang hanya demi memuaskan nafsu semata.
Na’udzubillah...
Pak Misa pun merasa sangat terpukul atas kejadian
yang menimpa dirinya kala itu, beliau hampir saja stress dan frustasi jika
tidak mengingat akan keagungan Allah SWT, bahwa hanya dari DIA semata sumber
dari segala sumber rezeki di turunkan. Tak mengapa jika Allah mengambilnya
kembali, toh itu semua hanya titipan-Nya. Jika kita mampu menjadi pribadi yang
ikhlas dan legowo, insyaAllah rezeki itupun akan dilipatgandakan ole-Nya. Dan
memang betul saja janji Allah itu, karena pak Misa tidak berpuus asa dan terus
bangkit Allah pun melipatgandakan rezeki pak Misa dengan kumbung yang
dibangunnya sebanyak 30 kumbung dari uang hasil jerih payahnya selama ini yang
ia simpan di dalam drum. Dengan dibantu tenaga kerja dan tekadnya yang membaja,
kini pak Misa dikenal sebagai “jurig supa” yang diambil dari bahasa sunda yang
artinya hantu jamur karena kesuksesan beliau dalam membuat bibit dan
membudidayakan jamur sendiri.
Semangat dan tekad beliau yang tak mudah padam
itulah yang menghantarkan beliau pada saat sekarang ini. Tentu saja, semua ada
campur tangan Allah dalam menjaga keimanan pak Misa untuk tetap taat dan
sederhana meskipun sudah menjadi seorang petani jamur millyoner.
Sungguh, beliau sangat pantas untuk dijadikan
seorang inspirator tidak hanya bagi kalangan petani jamur namun setiap mereka
yang berniat untuk menjadi seorang yang ingin mewujudkan mimpi besarnya...
Semoga sahabat sekalian dapat mengambil hikmah dari
perjalanan singkat beliau, seperti halnya saya.
by: